Friday, November 22, 2013

Itu bukan Aku


“Andai engkau tau betapa ku mencinta
Selalu menjadikanmu isi dalam doaku
Ku tau tak mudah menjadi yang kau minta
Ku pasrahkan hatiku, takdir kan menjawabnya
Jika aku bukan jalanmu, ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu, ku kan memilikimu
Jodoh pasti bertemu......” Afgan – Jodoh Pasti Bertemu

            Entah mengapa, saat mendengar lagu ini, aku seperti terbawa ke masa lalu. Masa dimana semua masih baik baik saja, tidak ada apapun yang mengganjal dihatiku seperti sekarang. Masa masa yang secara tidak sengaja aku lewati denganmu. Masa masa yang sekarang sudah menjadi kenangan. Kenangan indah yang tak sengaja kau buat. Mungkin untukmu, semua hal yang aku simpan, aku kenang, aku ingat, hanya sebatas hal yang tidak berarti apa apa.
Kembali lagi kedalam alam kenanganku. Saat memejamkan mata, yang pertama melintas dipikiranku adalah kamu. Yap, kamu. Orang yang entah mengapa selalu ada dimimpiku. Orang yang tanpa aku sadari selalu aku cari cari di keramaian. Orang yang tak sengaja aku tatap diam – diam. Orang yang baru aku sadari bahwa aku menyayangimu. Masih terekam jelas saat saat bersamamu. Masih aku ingat jelas berbagai jenis perasaan yang aku lewati denganmu. Masih aku simpan rapi semua kenangan yang mungkin sudah kamu lupakan. Karena kenangan itu, aku sadar bahwa aku menyukaimu, mulai memikirkanmu diam – diam. Apakah ini memang perasaan sayang? Aku tidak tau mengapa rasa itu datang, rasa itu datang tanpa alasan apapun.
Dan saat aku mulai menyadari bahwa aku menyayangimu, akupun menyadari bahwa kamu memang hanya menyayangi dia. Yah, dia. Orang yang selalu kamu perhatikan saat aku memperhatikanmu. Orang yang selalu kamu cari di keramaian saat aku mencarimu. Orang yang selalu kamu tatap saat aku menatapmu diam – diam. Orang yang selalu ada dipikiranmu saat aku memikirkanmu. Orang yang sangat kamu sayangi saat aku sangat mengharapkanmu.
Aku sadar, tidak ada lagi harapan untukku. Melihatmu bahagia dengannya, semakin membuatku tersadar. Kamu bukan untukku. Dan semakin aku menyadari bahwa tidak ada lagi caraku untuk ada dihatimu, aku semakin ingin menutup rapat – rapat perasaanku padamu. Aku lebih suka menyimpannya sendiri. Untuk apa? Supaya aku bisa terus melihatmu bahagia, walaupun yang disampingmu itu bukan aku.
Aku hanya sebagian kecil hidupmu. Bagian yang tak penting dalam kisah hidupmu. Pemeran pembantu dalam drama – drama yang tak pernah kau hiraukan. Hanya setitik debu yang tak pernah kau lihat. Tapi kamu. Kamu adalah alasan tersembunyi mengapa aku selalu terlihat bahagia. Bagiku, kamu adalah salah satu penyemangat hidupku. Orang yang membuatku tersenyum karena tingkahmu. Dan kamu jugalah penyebab mengapa air mataku jatuh diam diam. Kamulah penyebab semua diamku. Kamulah yang membuatku sadar, bahwa kadang kita harus menjauhi orang yang dicintai, bukan karena membencinya, hanya melindungi diri dari luka dan kamulah yang membuatku sadar, bahwa menjauh dari seseorang yang dicintai itu bukanlah hal mudah.
Aku selalu bermimpi, bisa ada disampingmu, bisa jadi orang yang kamu tatap, bisa jadi orang yang selalu ada dipikiranmu, bisa jadi alasan mengapa kamu tersenyum. Tapi, mimpi hanyalah mimpi, sebuah hal yang bisa membuatku bahagia saat terlelap, dan hal yang bisa membuatku termenung saat terbangun. Kau tau? Setiap hari aku harus menahan agar bersikap biasa saja padamu, aku harus bersikap seperti tidak ada perasaan apapun padamu selain perasaan antar teman, dan yang paling membuatku tidak sanggup menahan sesak adalah saat aku harus bahagia melihatmu ada disampingnya, yang aku sadari itu bukan aku.
Kau tau? Yang aku inginkan hanyalah bisa melihatmu tertawa lepas dan tersenyum tulus tanpa ada rasa beban apapun. Bintang – bintang yang aku lihat setiap hari, seakan – akan itu adalah semua harapanku yang tak pernah bisa aku gapai. Kamu, orang yang selalu aku tunggu, aku yakin kamu akan sangat bahagia dengan dia yang kamu cintai. Aku tidak pernah mau kamu mengetahui perasaanku selama ini.
Semoga dia selalu menjadi orang yang ada disetiap langkahmu.
Meskipun...
Itu bukan aku J

Aku Hanya Bisa Menunggu



Hey, ‘Pelangi’. Ternyata kamu masih menjadi ‘Pelangi’. Dan mungkin, akan selalu menjadi ‘Pelangi’, yang hanya bisa aku lihat, tapi tidak pernah bisa aku gapai, tidak pernah bisa aku jadikan hal yang ada disisiku.
Mungkin bersamamu adalah hal yang selalu aku harapkan. Ada didekatmu adalah hal yang aku inginkan. Bisa menjadi seseorang yang ada disetiap harimu, ada disetiap langkahmu, bisa menjadi seseorang yang kamu perhatikan disetiap harimu adalah hal yang aku impikan selama ini.
Tapi, kenyataannya tidak begitu. Saat harapanku sudah sangat besar, perlahan lahan harapan itu menghilang. Semua harapan itu, ditutupi oleh kenyataan yang selalu datang. Saat harapan itu hanya tinggal setitik, ada kenyataan lain yang menghapus titik itu. Menghapus semua harapan. Menghilangkan semua khayalku. Melenyapkan mimpi mimpi indah yang datang setiap hari. Semua kenyataan itu datang tanpa permisi, memaksa untuk tetap menerimanya walaupun semuanya sangat sult.
Aku masih menyimpan rapat – rapat semua kenangan denganmu. Mengingat dengan jelas detik demi detik, menit demi menit yang kulewati denganmu. Menjaga kenangan kenangan indah yang tak sengaja kau berikan. Kenangan kenangan yang mungkin tidak pernah kamu hiraukan, tidak pernah kamu pedulikan, dan mungkin tidak pernah masuk kedalam memorimu.
Kau tau aku terlalu menginginkanmu? Hingga aku biarkan semuanya terus berjalan seperti tidak terjadi apapun, aku biarkan hatiku menyimpan semua perasaanku, aku biarkan memendam semua perasaanku padamu yang tidak boleh kamu ketahui, aku biarkan terlihat biasa saja didepanmu.
Tapi, bila aku masih diberi kesempatan, aku masih menunggumu, ‘Pelangi’. Aku masih akan menjadi langit yang selalu menunggu pelangi untuk memperindah langit. Masih menunggu pelangi muncul dengan indahnya sehabis hujan turun, walaupun kemungkinannya kecil. Dan bila waktuku sudah habis, aku akan mundur, ‘Pelangi. Aku akan memulai lagi hari hariku tanpa semua bayang – bayangmu. Aku akan berusaha hidup seperti dulu, saat semua tidak serumit ini. Aku akan melupakan semuanya, ‘Pelangi’. Akan mulai berhenti menunggu pelangi muncul sehabis hujan.
Aku hanya bisa menunggu...

Bersamamu kulewati lebih dari seribu malam. Bersamamu yang kumau, namun kenyataannya tak sejalan. Tuhan, bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk mencintainya. Namun, bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup sekali ini saja....”

Monday, November 4, 2013

Move On?


“ How do I end up in the same old place?
Faced again with the same mistakes
So stubborn thinking I know what is right
But life proves me wrong everytime
Taking roads that lead me now here
How do I expect to get there?
But when will I learn to just put you first?
I come to you now when I need you
But why do I wait to come and see you?
I always try to do this on my own
But I was wrong, ‘cause only with you can I move on...
When I awake, it’s you that make me strong
And I know that you’ve been with me all along
So many times I begin to close my eyes, and listen to my heart
With you life is so easy, why do I make it hard?
Taking roads that lead me now here
How do I expect to get there?
But when will I learn to just put you first?
Hey! I come to you now when I need you
But why do I wait to come and see you?
I always try to do this on my own
But I was wrong, ‘cause only with you can I move on...”

            Lagu Bruno Mars – Move On ini menceritakan tentang seorang pria yang baru saja putus dari kekasihnya, dia merasa sangat kecewa, dan dia berniat untuk bisa ‘move on’ sendiri tanpa bantuan orang lain. Tapi, seseorang datang. Orang yang punya perasaan suka yang tulus. Awalnya, pria itu berpikir bahwa dia tidak memerlukan siapapun, tapi dia salah. Di dalam hatinya, dia selalu ingin bertemu si gadis, gadis itu bisa membuatnya semangat lagi. Gadis itu bisa membuatnya kuat. Dan gadis itu juga bisa membuat dia melupakan kesedihan tentang mantannya. Bahkan dia jatuh cinta pada si gadis.
‘Move on’ bukan berarti melupakan semua kenangan, hanya melupakan hal yang menyakitkan saja. Kenangan itu tidak perlu dilupakan. Untuk apa dilupakan? Itu sudah menjadi unforgettable things in your life! ‘Move on’ juga tidak bisa dilakukan sendiri. Hanya orang bodoh yang berfikir dia bisa melupakan semuanya sendirian. Kita butuh bantuan orang lain, bisa jadi teman, keluarga, sahabat, bahkan, orang yang sudah mencintaimu dengan tulus. Jangan pernah sia-siakan orang yang menyayangimu, tanpa mereka kamu bisa apa? Untuk apa mengharapkan orang yang sudah tidak akan bisa menyayangimu lagi? Masih ada orang yang menunggumu dengan senyumannya, dengan kehangatannya, dengan kasih sayangnya. Belajarlah menghargai perasaan sayang seseorang, kamu ingin dihargai juga kan? Memang berat untuk belajar mengikhlaskan hal yang paling tidak ingin kamu lepas, tapi cobalah melihat kesekelilingmu. Kamu dikelilingi orang orang yang paling kamu sayang. Jangan pikir mereka tidak meperdulikanmu. Mereka peduli, hanya saja mereka menyampaikannya dalam bentuk lain. Mereka akan ada untukmu, bahkan saat kamu tidak punya siapa siapa lagi, saat kamu tidak membutuhkan siapapun, mereka rela melakukan hal yang bisa membuatmu tersenyum.
Kadang, memang banyak pertanyaan. “Kenapa dia mutusin aku?” “Kenapa dia milih orang itu, bukan aku? Aku kurang apa?” “Kenapa sih dia gampang move on? Aku aja belum bisa” dan lain lain. Tapi, pertanyaan itu hanya membuat dirimu semakin pesimis, kamu merasa sangat kurang. Padahal, ada hal dari dirimu yang memang tidak cocok dengan dia, jangan putus asa. Kamu menyukai seseorang? Ungkapkanlah perasaanmu, jangan kamu simpan. Kalau disimpan, kamu akan terlambat, bisa jadi dia malah memilih yang lain. Ungkapkanlah selagi ada waktu, jangan takut, itu hakmu untuk menyukai seseorang, tidak akan ada yang marah bila kamu menyukai seseorang.
Intinya, jangan pernah berhenti berharap, sampai harapan itu jelas jawabannya. Jangan takut, mereka ada disisimu J

Melihat Dari Jauh


Sungguh, awalnya biasa saja. Aku sangat menikmati masa masa dulu. Menikmati pertemanan kita. Menikmati semua canda tawa kita. Menikmati hari-hari denganmu walaupun tidak semuanya indah. Aku menikmatinya tanpa ada perasaan apapun. Bagiku, kamu adalah teman yang berbeda. Kita sering bertukar cerita. Termasuk tentang dia yang kamu cintai. Kamu selalu terlihat bersemangat saat menceritakan dia. Menceritakan bagaimana senangnya dirimu saat dia mulai mempunyai rasa yang sama denganmu. Menceritakan bagaimana sedihnya dirimu saat dia belum juga menerimamu. Aku juga selalu memaksamu untuk mengungkapkan perasaanmu, memaksamu untuk segera menjadi satu satunya pria dihatinya. Tapi entah mengapa, ada perasaan berbeda saat mendengar ceritamu, ada perasaan aneh saat memberimu usul. Apa aku cemburu? Ya. Sialnya, aku mulai memikirkanmu. Mulai mencarimu saat kamu tidak terlihat olehku. Aku mulai memandangmu diam – diam. Jangan tanya aku mengapa aku bisa menyukaimu, aku tidak tau alasannya. Sama sekali tidak tau..
Dan saat aku mulai sangat mengharapkanmu, mulai mencintaimu diam-diam, kamu sudah menjadi miliknya. Pantas saja, kamu selalu dekat dengannya. Saat mendengarnya, aku hanya bisa tersenyum dan ikut bahagia. Tapi, ada rasa sesak yang sangat. Saat harus melihatmu berjalan berdua dengannya, melihatmu memandangnya, melihatmu disampingnya, aku hanya bisa berpura pura sedih karena hal lain. Padahal, hal yang membuatku terdiam ada didepanku. Aku hanya bisa menahan rasa sesak ini sendiri. Aku hanya bisa menangis diam diam, saat semua orang sibuk dengan mimpinya dimalam hari. Aku terlalu malu untuk mengungkapkan bagaimana rasanya.
Ada sedikit keinginan untuk mengungkapkan perasaanku. Tapi, aku bisa apa? Untuk bercerita kepada temanku pun aku belum berani. Aku bukan siapa-siapa dihidupmu. Mungkin aku hanya seorang gadis yang tidak punya apa apa dimatamu. Tapi kamu adalah salah satu alasan tersembunyi mengapa aku semangat menjalani hidup. Kamu adalah salah satu alasan mengapa aku bisa tersenyum dan menangis.
Tapi, kita hanya teman. Sebatas teman. Mungkin akan selalu menjadi teman. Maafkan aku, aku akan berubah. Seseorang berkata kepadaku saat aku menceritakan semuanya kepadanya “ Kadang lebih baik menjauh dari dia yang kamu cinta, bukan karena berhenti mencinta, tapi karena harus melindungi dirimu dari luka”. Aku akan menjauh. Aku akan menjalani hari-hariku seperti biasa, hanya saja aku tidak akan mendekatimu lagi. Aku ingin menghilangkan perasaanku padamu dengan pura-pura membencimu.
Tapi rasa itu masih ada, kamu dan dia selalu ada didepanku, berbicara dengan asiknya seperti dunia hanya milik kalian berdua. Aku juga ingin ada disampingmu. Ingin menjadi orang yang kamu cari-cari dalam keramaian. Ingin menjadi orang yang kamu tatap. Aku hanya bisa ikut bahagia, mulai bertingkah seperti tidak ada apa pada diriku. Tapi, aku tidak bisa menahan bagaimana rasanya saat menyadari bahwa yang disampingmu itu bukan aku.
Jangan menganggap aku membencimu, aku hanya tidak mau lebih dalam mengharapkanmu. Sekarang aku hanya bisa berdoa semoga kamu bahagia dengan dia yang selalu kamu banggakan, dia yang selalu ada dipikiranmu, dia yang selalu kamu ceritakan dengan senangnya, dia yang sudah jadi milikmu, dia yang sudah mendapatkan hatimu, dia yang bukan aku.
Kamu memang selalu mengharapkannya kan? Jangan pernah sia-siakan dia. Jadikan dia yang terakhir untukmu, yang selalu jadi alasan mengapa kamu bisa tertawa lepas.


Aku  hanya bisa melihat dari jauh J

Dia tak akan kembali


“....Kali ini hampir habis dayaku membuktikan padamu ada cinta yang nyata...”
Kalian tau lagu itu? Malaikat Juga Tahu – Glenn Fredly. Petikan lagu yang sedikit... Menyentuh kan? Seperti sedikit dari kisahku. Kau mau tau? Begini....
            Aku menyukai seseorang. Seseorang yang pernah ada dihidupku, seseorang yang dulu selalu ada disetiap hariku, seseorang yang pernah membagi suka dukanya padaku. Dulu, aku sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hidupnya. Tapi sekarang..... Semua berubah. Dia memilih pergi, meninggalkanku yang bahkan belum sempat mengatakan bahwa aku masih membutuhkannya. Hari berganti hari, aku masih menyimpan rasa, entah mengapa sulit sekali menghilangkan perasaan cinta ini. Mungkin, berbekas. Sudah sering aku coba mencari orang yang lebih baik dari dirinya. Entah kenapa, semuanya sia sia. Mungkin aku saja yang terlalu memakai hati. Aku memandang segala arah, dan aku hanya mengingat dia. Banyak hal disekitarku yang membuatku mengingatnya. Aku yang berlebihan atau apa? Kadang, aku tidak mengerti diriku sendiri..
Ingin rasanya aku memberi tahu semuanya. Semua hal yang sudah mengganjal dihatiku selama ini. Aku ingin sekali memberitahu perasaanku, tapi kenyataannya? Aku tidak berani. Aku sudah mulai lelah membuktikan semuanya. Membuktikan bahwa masih ada cinta yang tulus, masih ada cinta yang sama seperti dulu, tidak berubah. Aku merindukan saat saat bersamanya. Aku rindu melihat senyumnya, tawanya. Aku rindu semuanya. Tapi, aku tau itu semua tidak akan kembali lagi. Semuanya hanya bisa aku simpan sendiri, semuanya akan menjadi salah satu kenangan terindah dalam hidupku..
Andai aku punya satu kesempatan. Aku ingin mengatakan bahwa aku masih membutuhkannya. Aku masih merindukannya. Aku masih menyimpan perasaan yang sama saat aku dan dia masih bersama. Apa aku pernah bilang? Belum ada yang bisa mengantikan dia. Aku tau banyak orang yang lebih baik darinya, tapi yang bisa membuatku begini hanya dia. Karena ini semua masalah hati. Siapa yang tidak punya masalah dengan hati? Hati yang memilih, hati tidak akan bisa berbohong walaupun kita sudah susah payah menolaknya.
Aku sangat sadar, dia tidak akan ada lagi. Dia sudah berpaling. Tidak ada lagi tawa bersama. Tidak ada lagi senyumnya. Tidak ada lagi sapaan hangatnya. Tidak ada lagi waktu untuk dibagi berdua.....
Aku sangat tau..
Dia tidak akan kembali..

Masih Merindukannya


“ Kau pernah melukai aku, ku sadar itu.
Kau pernah meninggalkan aku dan ku sadar semua itu
Tak pernah kusangka dirimu tak bisa cintaiku
Jika kutetap mengharap dirimu, mungkin itu maumu
Bodohnya diriku selalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku
Tuhan tolonglah beri aku cara untuk dapat melupakan dia dan cintanya...”

            Lagu ini terus kudengarkan. Ada sebuah luka yang semakin terasa saat mendengarkannya. Seperti membangkitkan luka lama...
Aku ingat sekali saat kami pertama bertemu, awalnya biasa biasa saja, tidak ada sesuatu yang spesial pada jumpa pertamaku dengannya. Bahkan saat pertama memandangnya, tidak ada yang menarik. Perkenalan pun dimulai, dia mulai mendekatiku, memberikan perhatiannya. Dan jujur saja, aku mulai tertarik padanya. Aku mulai menunggu sms-sms darinya, menunggu sapaan hangat darinya. Sungguh, aku mulai jatuh cinta. Dan aku bahagia saat kami mulai berpacaran, rasanya seperti kami adalah pasangan paling bahagia. Aku tau, disetiap hubungan memang selalu ada masalah, tapi kami baik baik saja, bahkan kami menjalin hubungan yang cukup lama. Tapi, setelah kami jarang bertemu, kami mulai merasakan hal yang berbeda. Dan akhirnya, dia memutuskanku begitu saja. Meninggalkanku yang masih menyimpan rasa. Lalu apa artinya semua ini? Kenapa secepat itu memutuskan hubungan yang sudah sekian lama? Entah bagaimana caranya aku melupakan semuanya. Semua terlalu indah dilupakan, tapi terlalu sakit untuk disimpan. Terlalu banyak hal disekitarku yang membuatku mengingatnya. Hari terus berlalu.  Aku masih hidup dengan harapan yang sama, kapan semua bisa kembali? Aku tetap mencoba bersikap biasa, tapi aku memang tidak bisa melenyapkan perasaanku. Bahkan, saat mendengar dia sudah dengan yang lain, aku hanya bisa menahan luka agar tidak semakin membesar. Kadang aku berfikir, untuk apa aku dipertemukan dengannya, tapi akhirnya dipisahkan? Tapi tidak akan ada yang bisa menentang takdir. Dia menyakitiku, dan dia tidak sadar itu. Tapi, kenapa aku masih merindukannya? Aku kira aku membencinya karena dia selalu menyakitiku, tapi tidak, rasa ini tetap sama.
Sekarang, aku akan mulai menjalani hidup seperti biasa. Biarkanlah semua itu berjalan dengan sendirinya. Aku tidak berhenti berharap, hanya saja cukup aku yang tau apa harapan itu.
Tapi, aku masih merindukannya.....

Pelangi


“ Seperti pelangi cintamu dihatiku
Walau indah kurasa, kau tak mungkin disini disisiku
Andai di hatimu hanya aku cintamu
Melukiskan inginku, walau kini kumengerti kau bukan untukku
Harusnya aku tak pernah mencintaimu, walaupun semuanya indah
Kau yang tak mungkin kumiliki
Seperti pelangi, aku hanya bisa menatapmu ”
Aku rasa itu benar... Kamu itu seperti pelangi, bisa kulihat dengan indah, tapi tidak bisa aku genggam, tidak bisa aku miliki. Aku mengerti kamu memang bukan untukku. Aku tau, aku memang tidak pantas mendapatkan cintamu. Apa yang bisa dicintai dari diriku? Aku tidak punya apa apa. Aku hanya punya sebuah perasaan tulus untukmu. Memang seharusnya cinta itu diungkapkan. Tapi aku tidak berani. Aku takut. Aku lebih suka menyimpannya, atau membagikannya lewat hal lain. Aku selalu ingin tau apa kabarmu, sedang apa kamu, apa kamu baik baik saja, aku selalu ingin tau semua hal tentangmu. Tapi, aku bisa apa? Aku takut kamu malah merasa terganggu olehku. Apa perasaan ini salah?
Seharusnya, aku tidak mengenalmu. Seharusnya, aku tidak mencintaimu. Seharusnya, kamu tidak membuatku jatuh cinta. Aku terkadang heran, mengapa aku bisa tergila gila kepadamu? Jangan tanya aku apa alasanku mencintaimu. Karena cinta yang tulus itu cinta yang tidak kenal alasan. Akupun menyadari, kau sudah menemukan orang lain. Dibandingkan orang itu, aku bukan apa apa. Dia mungkin lebih baik di segala hal dibandingkan aku. Tapi aku? Jangan bodoh,aku tidak punya apa apa. Dan aku sangat sadar itu.
Hey kamu yang tidak bisa kumiliki, aku tau ini bodoh, tapi aku mencintaimu. Aku tidak peduli kamu akan meresponku atau tidak, aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja. Aku tau, kamu tidak mungkin meresponku. Untuk apa? Aku tidak pantas untukmu. Tapi aku tidak akan berhenti berharap..
Kamu memang seperti pelangi, yang hanya bisa kutatap dari kejauhan, aku tidak bisa merasakan indahnya disana. Aku hanya memperhatikan dari jauh, berharap aku ada disana disisimu, dan terluka.....

Aku hanya bisa menatapmu, pelangi.....

Wednesday, October 2, 2013

Aku Bukan Siapa - Siapa


“... Everyday same old things, so used to feelin pain..”
                Petikan lagu Bruno Mars – All She Knows itu membuatku tersadar, benar juga. Setiap hari selalu sama, itu lagi itu lagi, setiap hari aku gunakan untuk merasakan sakit. Kenapa aku tidak mencoba melupakan semuanya? Yah...Semua terjadi terlalu cepat. Rasanya baru kemarin aku mulai menyukai dia. Dia yang membuatku begini. Dia yang dulu mendekatiku, memberikan perhatiannya, membuatku jatuh cinta, lalu pergi begitu saja. Kadang, aku berfikir. Untuk apa memberikan harapan tapi tidak bisa menepatinya? Untuk apa masih mendekat walaupun aku ingin sekali menjauh? Kalau saja dari dulu tidak ada harapan itu, tidak akan rasa yang masih tersimpan sekarang. Tidak akan ada rasa sakit bila melihat dia. Kejam sekali,membiarkan orang menunggu tanpa ada keberanian mengungkapkan perasaan, hanya bisa menangis dari jauh, menahannya sendirian. Apa dia tidak berpikir bagaimana rasanya? Memangnya rasa sakit itu tidak membekas? Memangnya aku tidak peduli? Setegar-tegarnya wanita, tapi apabila disakiti terus menangis dia tidak akan bisa menahannya. Sekarang? Yang ada hanya rasa sakit yang dirasakan sendiri, tangis yang didengar sendiri, dan air mata yang tergenang sendiri. Hanya kepada beberapa orang saja aku bisa mengutarakan perasaanku, tapi itu tidak semua kuceritakan. Aku lebih suka menangisinya. Dihadapan mereka? Di dunia luar? Aku hanya bisa berpura-pura tidak ada apa apa. Hanya dengan menangis semua terasa sedikit tenang, tapi itu tidak cukup. Aku ingin sekali membagi tangisanku dengan yang lainnya, tapi aku tidak bisa. Aku tau aku bukan siapa siapa untuk dia. Aku tidak punya hak untuk sedih. Sekarang? Aku hanya bisa pasrah. Aku tau aku salah, aku seharusnya mengungkapkan perasaanku kan? Aku tidak berani. Untuk sekedar berhata hai saja aku tidak berani. Bahkan melihatnya saja aku ingin kabur. Kau tau? Dia bahkan sama sekali tidak mau melihatku. Dia memalingkan wajahnya apabila aku berpapasan dengannya. Kau tau bagaimana rasanya? Apa sehina itu aku dimatanya? Seburuk itukah aku? Apa menyukainya itu hal paling dia benci? Aku tau aku bukan orang yang berparas cantik, tidak ada yang menarik. Tapi apa perasaanku ini salah? Atau aku saja yang bodoh? Mencintai orang yang tidak menyukaiku? Menunggu orang yang salah? Mengharapkan hal yang tidak mungkin? Aku memang bodoh. Yap, tapi ini aku. Aku tidak mudah menyadari aku jatuh cinta. Hey, tapi dia sudah menemukan orang lain. Orang yang aku kenal. Rasanya sakit melihat mereka tertawa bahagia, kadang aku berfikir, kenapa itu bukan aku? Aku tau semuanya. Orang yang memberitauku tentang mereka berdua terlihat bahagia dan lainnya hanya membuatku semakin terluka. Tapi aku hanya bisa tersenyum dan berkata tidak apa apa. Seseorang menyadarkanku, bahwa aku tidak punya hak “Emang kamu siapanya da? Pacar bukan, mantan juga bukan. Ngapain sedih?” Perkataan sederhana, tapi cukup membuatku sangat jatuh.
Tapi aku bukan siapa siapa :-)
                “...Knowing that, you’re all I want. But, I can’t do anything.....”

Thursday, February 28, 2013

Menunggu dan Tidak ditunggu



“Hei, kamu gimana? Udah bisa lupain dia?”
        Pertanyaan itu masih terngiang dikepalaku. Saat temanku bertanya seperti itu, aku masih ingat sekali bagaimana wajahku yang langsung lemas dan seperti sedang berpikir keras. Benar juga, kalau dihitung-hitung, sudah hampir 3 bulan lebih aku menyukai seseorang. Dan parahnya, orang itu adalah orang yang sama yang menjadi teman  curhatku, bahkan dia sudah kuanggap keluarga. Mungkin aneh, tapi ini nyata. Akupun tak menyangka bisa begini.
Akan kuceritakan sedikit tentang dia, banyak hal di dirinya yang sudah aku ketahui. Kata banyak orang, dia memiliki wajah yang ‘tampan’, sampai aku sering tertawa kalau dia bercerita tentang teman teman perempuannya yang sangat mengejar-ngejarnya. Tapi satu hal yang membuatku nyaman didekatnya, dia orang yang sangat baik, walaupun saat dia sedang kesal atau tidak tahan, kelakuannya seperti orang yang hyperactive. Saat aku sedang banyak masalah pun dia selalu berkata “Senyum! Itu yang membuat kamu kuat”, dan tingkahnya selalu membuatku tertawa, walaupun kadang sangat sangat ingin memarahinya. Satu hal yang aku ketahui,  yaitu tentang kekasihnya. Yap, sebelum aku mengenalnya pun dia sudah memiliki ‘teman spesial’ dihidupnya, yang sampai sekarang masih dia banggakan.
        Kembali lagi, bila aku menjauhi dia, sama saja seperti memusuhi sahabatku sendiri. Tentu saja, sudah kukatakan padanya bahwa aku ingin menjauh. Tapi tetap saja aku tidak bisa. Aku pernah mengalami hal ini, sering sekali, tapi? Aku malah kehilangan sahabatku itu. Mereka menjauh begitu saja. Dan aku tidak mau itu terjadi lagi. Ah, kadang aku selalu bingung tentang ini. Tapi untunglah, akhir akhir ini aku merasa sedikit bisa menganggapna seperti dulu. Kenapa? Karena aku baru sadar, kalau ada seseorang yang lebih menarik. Aku sudah menganalnya semenjak aku pertama kali mengenakan seragam putih-biru. Dulu dia terlalu menarik perhatianku, tapi sekarang? Dia mungkin bermetamorfosis menjadi sangat-tampan-menarik-sekali.
        Yah, tapi aku tau. Baik dia maupun dia, mereka berdua memiliki kekasih, dan tidak mungkin aku bisa disamakan dengan pasangan mereka. Aku yakin sekali, makanya aku tidak mau terlalu ‘terobsesi’. Mereka berdua tidak akan melihatku dari mata hatinya.
        “Walaupun aku sudah sangat lama menunggu, tapi orang yang kutunggu malah melihat orang yang sama sekali tidak pernah menunggu orang yang kutunggu”

Saturday, February 23, 2013

Drama- Bandung Lautan Api


Ini naskah drama yang Alhamdulillah dibuat sendiri. Hope you'll like it! Enjoy

Babak 1

Prolog : “ Pada zaman dahulu, semua rakyat hidup dengan damai, tidak ada pertengkaran, perang ataupun yang lainnya. Tapi semua berubah setelah belanda menyerang. Brigade McDonald dan keluarganya beserta seluruh tentara Belanda tiba di Bandung dan menguasai daerah Bandung Utara, dan saat sedang merayakan kemenangan bersama tentara Belanda yang lainnya John McDonald dan keluarganya berbincang-bincang dengan gembira di kediaman John McDonald” *                       *

·        John: “Bandung! Finally aku bisa menguasai kota ini hahahahahahahahahahaha!!” *tertawakeras*
·        Elizabeth: “ Jangan tertawa terlalu keras, orang-orang  banyak yang melihat ke arah kita. Oh my gosh...“ *menutupmuka*
·        John : “ Loh? Kan saya sedang mengungkapkan perasaan saya.. Happy happy dong! Hahahhahhaha ”
·        Kimmy: “ Tapi biasa biasa saja bisa kan dad.. Tidak perlu seperti begitu”
·        John: “ Whatever, yang penting saya bahagia bisa menguasai Bandung city ini yang indah permai sentosa sejahtera aman dan makmur hahaha benar kan Tom?” * sambil menyikut Tom yang dari tadi diam di sebelahnya*
·        Tom: *sound effect 2* “ Yes, dad”
·        John: “ You kelihatannya tidak suka kita tinggal disini. Benarkah? “
·        Tom: “ Kenapa kita tidak di Belanda saja, dad? Disini tidak rame”
·        Kimmy: “ You kenapa? Di Bandung itu rame buangeet! Di Belanda you mau apa? “
·        Tom: “ Hei suka suka gue kan mau apa juga, masalah buat lo-__-“ *sound effect1*
·        Kimmy : *memalingkan muka*
·        Elizabeth: “Sudah sudah.. Makan dulu sana.. Ada mie ayam spesial tuh” *menunjuk ke arah meja*
·        John, Kim, Tom: *melihat ke arah yang dituju Elizabeth* *sound effect 1*
·        Tom: *mendadak bahagia* Horeeeee *lari menuju meja*
·        Kimmy: “ Dasar anak kurang kerjaan” *menyusul Tom*
·        John: “ Lebih baik kita beristirahat” *mengajak Elizabeth pergi”
·        Elizabeth: “ Okay”


Babak 2
Sementara itu, di daerah Bandung Selatan tinggalah dua orang pemuda, Moh Toha dan Ramdan. Mereka memiliki sifat keberanian dan jiwa patrotisme yang tinggi. Mereka dan teman temannya tidak suka dengan Belanda yang sudah menjajah daerah Bandung Utara. Dan pada saat itu, di sebuah lapangan di daerah Bandung Selatan, mereka mebicarakan tentang terjajahnya Bandung Utara”
·        Moh. Toha: “ Heh, udah tau kalau Bandung Utara diambil si Belanda Belanda itu?”
·        Ramdan: : “ Oh ya? *sound effect 3* Masa sih? Kok saya gatau ya?” *memegang kedua pipinya* *sound effect 1*
·        Moh Toha: “ Ah itu mah kamu aja yang ketinggalan info! Gaul dong bro, jangan diem aja, harus update dong!”
·        Ramdan : “ Maaf maaf”
·        Moh Toha: “ Euh, payah lo”
·        Ramdan: “ sudahlah, emangnya siapa pemimpin Belanda itu?”
·        Moh Toha: “ Pak Dadan Wardhana dan istrinya “
·        Ramdan: : “ Ciyus? Enelan? Miapa?”
·        Moh Toha:” Jangan ngomong ciyus, alay”
·        Ramdan: “ Ya teruzzzz, MASBULOHH?” *sound effect 1*
·        Moh Toha:” Ah udah udah, bukan pak dadan, itu kan papih kita semua=))”
·        Ramdan:” Ya terus?”
·        Moh Toha: “ Itu namanya John.. John apa sih? Nama belakangnya apa sih? Itu kaya nama tempat yang ada di simpang itu tuh yang di perempatannya
·        Ramdan: : “ Di simpang? Perempatan? Simpang Dago? Hmm.. McDonald?”
·        Moh Toha: “Tah itu! *drum effect* Kok tau?”
·        Ramdan: “ Karena kau telah....”
·        Moh Toha: “Telah apa?”
·        Ramdan”telah membelikan es krim untukku, ini dari kamu kan? *nunjukin es krim*
·        Moh Toha: “ Loh? Gatau saya kan ga beli es krim itu” *muka heran*
·        Ramdan:” Terus ini punya siapa….?” *menengok kesemua arah*
·        Banci: “ Heh! Itu es krim ekeu! Siniin cyin*merebut eskrim* dasar copet! *memalingkan muka*” *sound effect 2* *pergi*
·        Moh Toha: “ Biasa aja kaleeee, woles bray woles”
·        Ramdan: “Aneh, di jaman kaya gini udah ada Banci ya?
·        Moh Toha: “Iya juga ya, aneh banget. Udahlah abaikan.”
·        Moh Toha: “Iya iya”
Lalu datanglah teman teman mereka berdua .
·        Lina: “ Halo pren! Lagi pada ngapain bro?”
·        Sandra: “ Berdua mulu.. Curiga nih” *mikir keras*
·        Ramdan: “ Curiga apaan? Kita gaada apa apa Cuma lagi mgomongin itu Belanda Belanda”
·        Moh Toha: “ Iyalah, lagian ogah banget sama si Ramdan. Ihhh*bergidik*”
·        Budi: “ Udah udah, emang ada apaan sama Belanda? Ada bule datang, terus itu bule cantik buaaaanget gitu? *meremmerem*
·        Semua kecuali Budi : *melihat kearah Budi-sound effect1* WOOY PARAHH LO! ALAY!
·        Budi: “Biasa aja kali, kompak amat jadi tuyul” *nutup telinga* *teriak*
·        Vita: “Emang kita keliatan kaya tuyul ya? *ngeliatin tubuhnya dari bawah*
·        Indra: “Aduh, Vita, vita*geleng-geleng kepala* kamu dari dulu emang orang kan, mau aja disebut tuyul”
·        Vita: “Kalau disebut tuyul cantik sih gaapa apa aku mah ya” *drum effect*
·        Budi: “ Parah lu semua-_- wajar kan saya nanyain gitu? Liat nih wajah urang, kaya bule kan? Iya kan hah hah hah?” *megang wajah*
·        Doni: “Lebay ah lebay”
·        Moh Toha: “ STOOPP! Kita kembali ke topik sebelumnya. *mengambil kursi-duduk* Pemirsa,*mengganti posisi duduk* ketika penjajahan yang sedang marak terjadi akhir-akhir ini dan menimbulkan banyak kontroversi, salah satunya yang terjadi di Bandung Utara akhir akhir ini. Pasukan Belanda yang dipimpin John McDonald menguasai Bandung utara dan...”
·        Sandra&Lina: “ Cut! *sound effect3* Mana ekspresinyaa?”
·        Ramdan: “ Kapan lo lo semua belajar serius ya, tiap hari bercanda, sampai berita penting ginian masih aja di main mainin”*menunjuk teman-temannya satu persatu*
·        Semua kecuali Ramdan: “Ya terussss? Gue harus bilang WAW gitu?” *teriak* *drum effect*
·        Ramdan: “Oke, Pundunglah pundung. Pulang ah. Bye bye” *pergi
·        Moh Toha: “ Hei tunggu! *berlari*
·        Putri: Pulang yu, cape nih, lagian dari tadi kita belum makan, belum bilang ke mama. Terus kita kan gaboleh puang terlalu malem, kata mamah, anak-anak apalagi cewe kalau pulang malem bahaya, nanti ada yang nyulik, terus... *melihat sekitar-kaget mellihat teman temannya pergi* Hei tunggu!!
Babak 3
Sementara itu, di daerah Bandung Utara, ada 5 gadis asal Belanda yang ikut tinggal di Bandung. Mereka adalah Lilly, Ellie, Emma, Isabell, dan Sherly. Mereka di kenal sebagai kelompok yang sangat centil. Dimanapun kapanpun mereka selalu berdandan, dan genit kepada laki-laki yang mereka anggap menarik. Satu lagi kebiasaan mereka, mereka selalu bergosip ria tentang apapun, ini yang menyebabkan mereka menjadi kelompok yang agak dijauhi orang, termasuk Kim McDonald, Tom McDonald dan teman-temannya, Franky, Sussy, Lucy, James. Saat itu mereka sedang bersantai duduk di halaman rumah Kim dan Tom, kelima gadis itu pun lewat dengan centilnya”
·        Kimmy: Lihat, kelompok orang yang suka dandan itu. Perasaan dari tadi menyisir dan berkaca terus. Memangnya tidak ada kerjaan lain ya?”
·        James: “Ya beginilah. Apalagi di Belanda, mereka tidak henti-hentinya menggoda lelaki yang berpenampilan menarik”
·        Lucy-Sussy: “ Betul itu!”
·        Tom: “Biarkan sajalah, untuk apa mengurusi orang lain yang tidak penting”
·        Franky:” Tapi aku tidak suka dengan sikap mereka itu”
·        Kimmy: “ Yaaa, mau bagaimana la...*melihatkearahkelima gadis itu yang memanggil namanya”
·        Lillly: “ Hei Kimmy! Sedang apa kamu disana? Apa kau baru terbangun? Rambutmu kusut sekali, mau aku rapihkan? *menunjukkan sisirnya* *tertawa dengan yang lainnnya*
·        Lucy: “ Diamkan saja, mereka memang suka seperti itu”
·        Franky: “Rasanya aku ingin menghajarnya*berdiri*”
·        Tom:*menahan Franky* “ Biarkan mereka malu sendiri”
·        Isabell: “ Ada apa, Franky? Kau ingin menghajar kami? Hahahahahahaha sini kalau berani!”
·        Ellie: “Sudahlah tidak perlu mengurus mereka”
·        Emma: “ Iya, malas”
·        Sherly: “ Kita pergi ya, bye bye semua”
·        Kim,Lucy,Sussy,Franky: *melihat mereka hingga mereka tidak terlihat lagi*
·        Tom: “ Aku masuk ke rumah ya? Aku mengantuk sekali”*pergi*
·        Kimmy: “ Silahkan aja, tidak ada yang melarangmu”
·        Lucy: “ Ada apa dengan Tom?”
·        Sussy: “Dia tidak senang tinggal disini, dia ingin di Belanda saja, Lucy”
·        Franky: “Apa yang kurang dari kota ini? Semua sudah ada”
·        Kimmy:” Aku tau, tapi dia mungkin merindukan temannya disana, sudahlah, kita masuk yu”
·        Lucy,Sussy,Franky: “ Oke”
Babak 4
Beberapa bulan sesudah direbutnya Bandung Utara oleh Belanda, Moh Toha dan rakyat Bandung Selatan tidak bisa tinggal diam. Dia dan para pemuda di Bandung Selatan mulai berlatih untuk melawan Belanda.
·        Moh Toha: *pidato* “Saudara-saudara sekalian, kita tidak  bisa diam saja melihat teman-teman kita sesama warga Bandung dikuasai oleh Belanda kurang ajar itu. Apa kalian mau diam saja dan duduk disini melihat mereka dijajah oleh mereka?!!”
·        Warga Bandung: “ Tiiiiiiiiidaaaaak!!!!!*berteriak-mengangkat senjata”
·        Moh Toha: “Lalu? Tunggu apa lagi? Aya kita menyusun rencana untuk meyerang mereka mereka itu!”
·        Warga Bandung: “Ayo!!!”
·        Ramdan: “Lebih baik kita berlatih dulu untuk ini”
·        Moh Toha: “Usul yang bagus, ayo ayo”
Sementara warga Bandung Selatan berlatih, Kim, Tom, dan teman-temannya ingin mengunjungi Bandung Selatan, termasuk kelima gadis centil itu. Mereka bersiap-siap di Rumah John, dan meminta izin untuk pergi bersama
·        Tom: “Ayah, kami ingin ke Bandung Selatan”
·        John: “Untuk apa kalian kesana? Tidak, disana berbahaya”
·        Kimmy: “Tapi kami berbarengan, ayah. Tidak sendiri”
·        Isabell: “Benar itu, Paman. Mungkin saja disana ada yang tampan hahahahha”
·        Kimmy: *mendelik Isabell* “Ayolah, Ayah..”
·        Ema: “Lagipula kami bosan tinggal disini terus”
·        Ellie: “Pemandangannya itu itu saja, tidak rame”
·        Sherly: “Lagipula, kita bisa menjaga diri kok, ada Tom,James dan Franky kan? *melirik Tom-Franky-James*
·        Franky-Tom: “Iya”
·        Lilly: “Bolehkan? Please..”*muka memohon*
·        James: Bolehkan paman? Tolonglah kami sangat ingin pergi”
·        Elizabeth: “Baiklah-baiklah, asal kalian hati-hati ya?”
·        John: “Dan jauhi pemuda-pemuda yang berbahaya”
·        Semua kecuali John-Elizabeth: “Baiiik!”
Babak 5
Lalu berangkatlah mereka semua ke daerah Bandung Selatan. Mereka tiba tepat saat Moh Toha dan kawan-kawannya sedang bermain di sebuah lapangan. Saat itu mereka saling menatap aneh
·        Budi: “Eh, ngapain tuh Belanda kesini? Cari mati kali ya?” *berbisik ke Moh Toha*
·        Indra: “Stt, tapi liat tuh yang itu*menunjuk kearah Lilly*
·        Budi: “Gileee cantik beud, apalagi yang itu, itu, itu, itu, itu*menunjuk kesemua cewe Belanda*
·        Indra: “Buangggeeeet broww, samperin yu?”
·        Budi: “Hayu banget!”
·        Sandra: “Heh”*Sound effect3*
·        Budi: *melihat ke arah Sandra* “Apaan sih? Cemburu bilang”
·        Lina: “Huh payah kamu, cewe yang bilang gitu pasti cemburu” *menunjuk-nunjuk wajah Budi*
·        Vita: “Like this, Lin! Pas banget sama suasana sekarang... *melirik Indra*”
·        Indra: “Jadi ga enak perasaan nih”*melirik Vita dari belakang*
·        Sandra: “Abaikan saja abaikan kan aku butiran debu”
·        Ramdan: “Eh.. Jangan gitu, San. Sabar aja ya kan hidup mah perih, banget malah” *menepuk pundak sandra*
·        Moh Toha: “Udah udah, samperin aja yu”
·        Semua: Ayo”
Mereka pun menghampiri para ‘turis’.
·        Moh Toha: “Hei kalian”
·        Tom: “Apa?”
·        Ramdan: “Mau ngapain kesini?” *melihat Kimmy”
·        Kimmy: “Kami datang damai dan tidak mau mencari masalah”
·        Lina: “Terus buat apa?”
·        Lilly: “Kami ingin berkenalan dengan kalian. Mungkin saja kami bisa menjadi teman kalian”
·        Sussy-Lucy: “Iya betul itu”
·        Isabell: “Lagipula, kami tidak seperti orang jahat kan?”
·        Vita: “Iya tau, tapi...”
·        Ema:” Tapi apa?”
·        Sandra: “Udahlah, gausah dibahas lagi”
·        Indra: “Oke, namaku Indra” *menyulurkan tangan pada Tom*
·        Tom: *bersalaman* Tom
·        Franky: “Franky*
·        Lilly: “Lilly”
·        Ellie:”Ellie”
·        Sherly:”Sherly”
·        Kimmy: “Kimmy dan ini James*menunjuk James”
·        James: “Halo”
·        Vita: “Aku Vita, Ini Lina*menunjuk Lina* dan ini Sandra*menunjuk Sandra
·        Moh Toha: “Aku Toha, dan ini Ramdan, kalau yang wajah bule-sunda ini Budi *menunjuk Budi dan Ramdan*
·        Kimmy: “Oke, jadi kita berteman?”
·        Semua: “Tentu!”
·        Franky: “Lebih baik kita pulang dulu, sudah hampir malam”
·        Ramdan: “Kita juga bakalan pulang kok”
·        Moh Toha: “Oke semua, kita pulang ya? Dah”
Babak 6
Malamnya, Moh Toha tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan tentang nasib rakyat Bandung Utara, dan dia menemukan ide gila.
Moh Toha:  “Aku harus menghancurkan Gudang senjata Belanda sendirian, aku tidak mau banyak warga Bandung Utara yang disiksa oleh Belanda kurang ajar itu lagi!”
Pagi harinya, dia mendengar di radio: “Dewan pemerintah sementara Kota Bandung mengeluarkan misi Operasi BANDUNG LAUTAN API, para warga Bandung Selatan, harap segera mengungsi ke pegunungan, supaya terhindar dari bahaya. Daerah Bandung Selatan ini harus di kosongkan, karena 2 hari lagi, Bandung Selatan akan dibumihanguskan...”
·        Moh Toha: *berkata sendiri*” berati aku harus segera melaksanakan rencanaku, tapi bagaimana dengan Lina? Ah, kenapa aku memikirkan dia? Apa aku menyukainya? Tidak mungkin”
Disisi lain, Lina merasa perasaannya tidak enak, dia terus memikirkan MohToha
·        Lina: “Kenapa peraaan jadi gaenak gini ya? Ada apa sih? Ah bingung! Toha kenapa ya..” *berkata sendiri*
Lalu mereka berdua pergi ke lapang temapt mereka biasa berkumpul
·        Moh Toha: “Hei Lina”
·        Lina: “Hei, mau apa kesini? Kamu kenapa?”
·        Moh Toha: “Hemmm, gimana ya?*menggaruk kepala*
·        Lina: “Ada apa? Jujur aja lagi, gausah tegang dong”
·        Moh Toha: “Emmmm...” *lagu*
·        Lina: *mendengarkan lagu* Maksud kamu apa?”
·        Moh Toha: “Maaf aku gabisa lama-lama lagi sama kamu dan yang lain!” *memberi surat *berlari pergi*
·        Lina: “Hei maksudnya apa?! Tohaa!” *memanggil Moh Toha* *memandang surat*
Babak 7
Setelah bertemu Lina, dia bertemu Ramdan, dan memberitahu Ramdan tentang rancananya dan mengajak Ramdan.  Ramdan pun ikut dengannya, lalu berangkatlah mereka berdua dengan perlengkapan senjatanya. Saat sampai di Gudang sejata milik Belanda, Moh Toha mengatakan “Inilah saatnya, semoga Lina membaca surat yang aku berikan untuknya. Dan semoga setelah kejadian ini aku bisa membuat Bandung bebas dari penjajah”
·        Ramdan: “Maneh siap bro?” *sambil memegang senjata*
·        Moh Toha: “Siap! Bismillah! “
·        Ramdan: “Semoga Kimmy baik-baik aja”
·        Moh Toha: “Ini yang namanya pengorbanan bro”
·        Ramdan: “Urang belum pamit sama Kimmy euy”
·        Moh Toha: “Kenapa? Bogoh ya?”
·        Ramdan:*mengangguk*
·        Moh Toha: “Dia pasti ngerti bray”
·        Ramdan: “Semoga bro”
·        Moh Toha:”Oke, siap?
·        Ramdan: “Allahuakbar!”
Mereka lalu maju tanpa rasa ragu kedalam gudang persenjataan Belanda. Sementara itu, diBandung Selatan,  Lina membaca surat yang diberi oleh Toha
Isi suratnya: “Lina, maaf! Aku harus mengakhiri penderitaan saudara-saudaraku di sana! Dan maaf, aku harus meninggalkan kalian dan yang lainnya, bukannya aku senang meninggalkan kalian, sebenarnya aku tidak mau, apalagi meninggalkanmu! Dan maafkan aku, karena aku menyukaimu. Walaupun aku tidak akan ada lagi di depanmu, tapi mengertilah. Sudah lama aku ingin memberitahumu, tapi aku tidak berani. Maafkan aku karena baru memberitahumu. Aku sangat menyesal. Maafkan akuL Jaga dirimu dan semua yang ada disana! Aku akan merindukanmu! “
·        Lina: “Kenapa harus sekarang....” *menangis*
Lalu datanglah teman temannya
·        Kimmy: “Kamu kenapa Lina? Jangan menangis” *merangkul Lina*
·        Lina: *memberikan surat dari Moh Toha*
·        Kimmy: *membaca surat*... Oh my god! Jadi Toha...” *menahan tangis “Lalu Ramdan?”
·        Lina: “Ramdan ikut dia....”
·        Budi: “Ada apa sih? *membaca surat*
·        Semua kecuali Kimmy dan Lina: “Ada apa bud?”
·        Budi: *melihat kearah teman temannya*
·        Sandra: “Kenapa bud?”
·        Budi: “Toha... Ramdan.. Mereka..”
·        Vita: “Kenapa? Cepetan!”
·        James: “Kenapa kenapa?”
·        Ellie-Emma-Sherly-Lucy-Sussy: “Ayolah bud..”
·        Isabell: “Mereka pergi ke guang senjata dan berusaha meledakkannya”
·        Semua: “APA?!”
·        Indra: “Kamu tau dari siapa?”
·        Isabell: Ada orang sini yang mengetahui rencana mereka dan memberitahu aku”
·        Lucy: “Tapi itu sama saja dengan bunuh diri!” *panik*
Tiba-tiba ada 2 orang pemuda yang datang
·        Pemuda1: “Hei! Cepatlah bergegas kalian semua”
·        Pemuda2: “Operasi Bandung Lautan Api akan segera dilaksanakan! Lebih baik cepatlah pergi”
·        Tom: “Operasi apa?”
·        Franky: “Bandung Lautan Api, seluruh daerah Bandung Selatan akan dibumihanguskan hari ini juga”
·        Tom: “Darimana kamu tau?”
·        James: “Kau tidak tau? Itu ada diRadio”
·        Sussy: “Bagaimana dengan Toha dan Ramdan?”
·        Kimmy: “Bahkan aku belum mengatakan bahwa  aku masih membutuhkannya:’) “
·        Vita: “Siapa? Ramdan?”
·        Kimmy: *menggangguk sedih*
·        Pemuda2: “Ayo cepat bergegas”
·        Pemuda1: “Kalian kami ntunggu di pegunungan”
·        Tom: “Lebih baik kita ikut mereka”
·        Lilly: “Aku setuju, bagaimana dengan kalian?”
·        Ellie-Ema-Iabell-Sherly-Franky-Sussy-Lucy-James: “Setuju”
·        Indra: “Semoga mereka bisa tenang”
·        Budi: *melihat kearah langit* “Bro, jasa jasa kalian gaakan kita lupain, sampai tua bahkan sampai keturunan kita”
·        Lina: “Makasih, Toha :’) *menatap surat*
·        Sandra-Lusy-Sussy: “Ayo kita pergi”
·        Semuanya: “Baiklah”
Di Gudang persenjataan, Ramdan dan Moh Toha membuktikan jiwa patriotisme mereka yang tinggi. Mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi semua orang yang bahkan yang tak mereka kenal. Saat Ramdan dan Moh Toha berhasil meledakkan tempat itu, suara ledakkannya terdengar hingga tempat pengungsian warga Bandung Selatan. Teman-temannya yang melihat itu hanya bisa terdiam melihat kepulan asap.

Babak 7
Epilog: Beberapa tahun kemudian... Mereka hidup berdampingan dengan warga Belanda, tidak ada lagi peperangan, tidak ada lagi penjajahan, tidak ada lagi pertumpahan darah, tidak ada lagi penderitaan. Lina dan teman-temannya masih sering berkumpul, bahkan Tom akhirnya menikah dengan Sherly, Franky dan Kimmy pun akhirnya berpacaran. Lucy dan Sussy? Mereka sudah menikah dengan 2pemuda Bandung yang dulu memberitahu tentang pengungsian warga Bandung. Budi menikah dengan Vita, dan Indra akhirnya mendapatkan orang yang dari dulu dia inginkan, Sandra. Lilly, Ellie, Emma, Sherly? Yap, mereka menikah dengan orang Bandung dan menjadi warga Indonesia. Begitupun Isabell, dia menikah dengan James. Dan Lina? Dia bertemu dengan seorang pria Belanda yang sanagt mirip dengan Moh Toha  dan hidup bahagia dengannya. Hingga sekarang pun, mereka semua masih mengingat masa-masa saat bersama Moh Toha dan Ramdan. Hingga kini, Moh Toha dan Ramdan menjadi pahlawan yang dikenang dan diingat oleh banyak orang

The End