Sungguh,
awalnya biasa saja. Aku sangat menikmati masa masa dulu. Menikmati pertemanan
kita. Menikmati semua canda tawa kita. Menikmati hari-hari denganmu walaupun
tidak semuanya indah. Aku menikmatinya tanpa ada perasaan apapun. Bagiku, kamu
adalah teman yang berbeda. Kita sering bertukar cerita. Termasuk tentang dia
yang kamu cintai. Kamu selalu terlihat bersemangat saat menceritakan dia.
Menceritakan bagaimana senangnya dirimu saat dia mulai mempunyai rasa yang sama
denganmu. Menceritakan bagaimana sedihnya dirimu saat dia belum juga
menerimamu. Aku juga selalu memaksamu untuk mengungkapkan perasaanmu, memaksamu
untuk segera menjadi satu satunya pria dihatinya. Tapi entah mengapa, ada
perasaan berbeda saat mendengar ceritamu, ada perasaan aneh saat memberimu
usul. Apa aku cemburu? Ya. Sialnya, aku mulai memikirkanmu. Mulai mencarimu
saat kamu tidak terlihat olehku. Aku mulai memandangmu diam – diam. Jangan
tanya aku mengapa aku bisa menyukaimu, aku tidak tau alasannya. Sama sekali
tidak tau..
Dan
saat aku mulai sangat mengharapkanmu, mulai mencintaimu diam-diam, kamu sudah
menjadi miliknya. Pantas saja, kamu selalu dekat dengannya. Saat mendengarnya,
aku hanya bisa tersenyum dan ikut bahagia. Tapi, ada rasa sesak yang sangat.
Saat harus melihatmu berjalan berdua dengannya, melihatmu memandangnya,
melihatmu disampingnya, aku hanya bisa berpura pura sedih karena hal lain.
Padahal, hal yang membuatku terdiam ada didepanku. Aku hanya bisa menahan rasa
sesak ini sendiri. Aku hanya bisa menangis diam diam, saat semua orang sibuk
dengan mimpinya dimalam hari. Aku terlalu malu untuk mengungkapkan bagaimana
rasanya.
Ada
sedikit keinginan untuk mengungkapkan perasaanku. Tapi, aku bisa apa? Untuk
bercerita kepada temanku pun aku belum berani. Aku bukan siapa-siapa dihidupmu.
Mungkin aku hanya seorang gadis yang tidak punya apa apa dimatamu. Tapi kamu
adalah salah satu alasan tersembunyi mengapa aku semangat menjalani hidup. Kamu
adalah salah satu alasan mengapa aku bisa tersenyum dan menangis.
Tapi,
kita hanya teman. Sebatas teman. Mungkin akan selalu menjadi teman. Maafkan
aku, aku akan berubah. Seseorang berkata kepadaku saat aku menceritakan
semuanya kepadanya “ Kadang lebih baik menjauh dari dia yang kamu cinta, bukan
karena berhenti mencinta, tapi karena harus melindungi dirimu dari luka”. Aku
akan menjauh. Aku akan menjalani hari-hariku seperti biasa, hanya saja aku
tidak akan mendekatimu lagi. Aku ingin menghilangkan perasaanku padamu dengan
pura-pura membencimu.
Tapi
rasa itu masih ada, kamu dan dia selalu ada didepanku, berbicara dengan asiknya
seperti dunia hanya milik kalian berdua. Aku juga ingin ada disampingmu. Ingin
menjadi orang yang kamu cari-cari dalam keramaian. Ingin menjadi orang yang
kamu tatap. Aku hanya bisa ikut bahagia, mulai bertingkah seperti tidak ada apa
pada diriku. Tapi, aku tidak bisa menahan bagaimana rasanya saat menyadari
bahwa yang disampingmu itu bukan aku.
Jangan
menganggap aku membencimu, aku hanya tidak mau lebih dalam mengharapkanmu.
Sekarang aku hanya bisa berdoa semoga kamu bahagia dengan dia yang selalu kamu
banggakan, dia yang selalu ada dipikiranmu, dia yang selalu kamu ceritakan
dengan senangnya, dia yang sudah jadi milikmu, dia yang sudah mendapatkan
hatimu, dia yang bukan aku.
Kamu
memang selalu mengharapkannya kan? Jangan pernah sia-siakan dia. Jadikan dia
yang terakhir untukmu, yang selalu jadi alasan mengapa kamu bisa tertawa lepas.
Aku
hanya bisa melihat dari jauh J
No comments:
Post a Comment