Hey,
‘Pelangi’. Ternyata kamu masih menjadi ‘Pelangi’. Dan mungkin, akan selalu
menjadi ‘Pelangi’, yang hanya bisa aku lihat, tapi tidak pernah bisa aku gapai,
tidak pernah bisa aku jadikan hal yang ada disisiku.
Mungkin bersamamu adalah hal yang
selalu aku harapkan. Ada didekatmu adalah hal yang aku inginkan. Bisa menjadi
seseorang yang ada disetiap harimu, ada disetiap langkahmu, bisa menjadi
seseorang yang kamu perhatikan disetiap harimu adalah hal yang aku impikan
selama ini.
Tapi, kenyataannya tidak begitu.
Saat harapanku sudah sangat besar, perlahan lahan harapan itu menghilang. Semua
harapan itu, ditutupi oleh kenyataan yang selalu datang. Saat harapan itu hanya
tinggal setitik, ada kenyataan lain yang menghapus titik itu. Menghapus semua
harapan. Menghilangkan semua khayalku. Melenyapkan mimpi mimpi indah yang
datang setiap hari. Semua kenyataan itu datang tanpa permisi, memaksa untuk
tetap menerimanya walaupun semuanya sangat sult.
Aku masih menyimpan rapat – rapat
semua kenangan denganmu. Mengingat dengan jelas detik demi detik, menit demi
menit yang kulewati denganmu. Menjaga kenangan kenangan indah yang tak sengaja
kau berikan. Kenangan kenangan yang mungkin tidak pernah kamu hiraukan, tidak
pernah kamu pedulikan, dan mungkin tidak pernah masuk kedalam memorimu.
Kau tau aku terlalu menginginkanmu?
Hingga aku biarkan semuanya terus berjalan seperti tidak terjadi apapun, aku
biarkan hatiku menyimpan semua perasaanku, aku biarkan memendam semua
perasaanku padamu yang tidak boleh kamu ketahui, aku biarkan terlihat biasa
saja didepanmu.
Tapi, bila aku masih diberi
kesempatan, aku masih menunggumu, ‘Pelangi’. Aku masih akan menjadi langit yang
selalu menunggu pelangi untuk memperindah langit. Masih menunggu pelangi muncul
dengan indahnya sehabis hujan turun, walaupun kemungkinannya kecil. Dan bila
waktuku sudah habis, aku akan mundur, ‘Pelangi. Aku akan memulai lagi hari
hariku tanpa semua bayang – bayangmu. Aku akan berusaha hidup seperti dulu,
saat semua tidak serumit ini. Aku akan melupakan semuanya, ‘Pelangi’. Akan
mulai berhenti menunggu pelangi muncul sehabis hujan.
Aku hanya bisa menunggu...
“Bersamamu
kulewati lebih dari seribu malam. Bersamamu yang kumau, namun kenyataannya tak
sejalan. Tuhan, bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk
mencintainya. Namun, bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup
sekali ini saja....”
No comments:
Post a Comment