Friday, November 22, 2013

Aku Hanya Bisa Menunggu



Hey, ‘Pelangi’. Ternyata kamu masih menjadi ‘Pelangi’. Dan mungkin, akan selalu menjadi ‘Pelangi’, yang hanya bisa aku lihat, tapi tidak pernah bisa aku gapai, tidak pernah bisa aku jadikan hal yang ada disisiku.
Mungkin bersamamu adalah hal yang selalu aku harapkan. Ada didekatmu adalah hal yang aku inginkan. Bisa menjadi seseorang yang ada disetiap harimu, ada disetiap langkahmu, bisa menjadi seseorang yang kamu perhatikan disetiap harimu adalah hal yang aku impikan selama ini.
Tapi, kenyataannya tidak begitu. Saat harapanku sudah sangat besar, perlahan lahan harapan itu menghilang. Semua harapan itu, ditutupi oleh kenyataan yang selalu datang. Saat harapan itu hanya tinggal setitik, ada kenyataan lain yang menghapus titik itu. Menghapus semua harapan. Menghilangkan semua khayalku. Melenyapkan mimpi mimpi indah yang datang setiap hari. Semua kenyataan itu datang tanpa permisi, memaksa untuk tetap menerimanya walaupun semuanya sangat sult.
Aku masih menyimpan rapat – rapat semua kenangan denganmu. Mengingat dengan jelas detik demi detik, menit demi menit yang kulewati denganmu. Menjaga kenangan kenangan indah yang tak sengaja kau berikan. Kenangan kenangan yang mungkin tidak pernah kamu hiraukan, tidak pernah kamu pedulikan, dan mungkin tidak pernah masuk kedalam memorimu.
Kau tau aku terlalu menginginkanmu? Hingga aku biarkan semuanya terus berjalan seperti tidak terjadi apapun, aku biarkan hatiku menyimpan semua perasaanku, aku biarkan memendam semua perasaanku padamu yang tidak boleh kamu ketahui, aku biarkan terlihat biasa saja didepanmu.
Tapi, bila aku masih diberi kesempatan, aku masih menunggumu, ‘Pelangi’. Aku masih akan menjadi langit yang selalu menunggu pelangi untuk memperindah langit. Masih menunggu pelangi muncul dengan indahnya sehabis hujan turun, walaupun kemungkinannya kecil. Dan bila waktuku sudah habis, aku akan mundur, ‘Pelangi. Aku akan memulai lagi hari hariku tanpa semua bayang – bayangmu. Aku akan berusaha hidup seperti dulu, saat semua tidak serumit ini. Aku akan melupakan semuanya, ‘Pelangi’. Akan mulai berhenti menunggu pelangi muncul sehabis hujan.
Aku hanya bisa menunggu...

Bersamamu kulewati lebih dari seribu malam. Bersamamu yang kumau, namun kenyataannya tak sejalan. Tuhan, bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk mencintainya. Namun, bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup sekali ini saja....”

No comments:

Post a Comment