Thursday, February 28, 2013

Menunggu dan Tidak ditunggu



“Hei, kamu gimana? Udah bisa lupain dia?”
        Pertanyaan itu masih terngiang dikepalaku. Saat temanku bertanya seperti itu, aku masih ingat sekali bagaimana wajahku yang langsung lemas dan seperti sedang berpikir keras. Benar juga, kalau dihitung-hitung, sudah hampir 3 bulan lebih aku menyukai seseorang. Dan parahnya, orang itu adalah orang yang sama yang menjadi teman  curhatku, bahkan dia sudah kuanggap keluarga. Mungkin aneh, tapi ini nyata. Akupun tak menyangka bisa begini.
Akan kuceritakan sedikit tentang dia, banyak hal di dirinya yang sudah aku ketahui. Kata banyak orang, dia memiliki wajah yang ‘tampan’, sampai aku sering tertawa kalau dia bercerita tentang teman teman perempuannya yang sangat mengejar-ngejarnya. Tapi satu hal yang membuatku nyaman didekatnya, dia orang yang sangat baik, walaupun saat dia sedang kesal atau tidak tahan, kelakuannya seperti orang yang hyperactive. Saat aku sedang banyak masalah pun dia selalu berkata “Senyum! Itu yang membuat kamu kuat”, dan tingkahnya selalu membuatku tertawa, walaupun kadang sangat sangat ingin memarahinya. Satu hal yang aku ketahui,  yaitu tentang kekasihnya. Yap, sebelum aku mengenalnya pun dia sudah memiliki ‘teman spesial’ dihidupnya, yang sampai sekarang masih dia banggakan.
        Kembali lagi, bila aku menjauhi dia, sama saja seperti memusuhi sahabatku sendiri. Tentu saja, sudah kukatakan padanya bahwa aku ingin menjauh. Tapi tetap saja aku tidak bisa. Aku pernah mengalami hal ini, sering sekali, tapi? Aku malah kehilangan sahabatku itu. Mereka menjauh begitu saja. Dan aku tidak mau itu terjadi lagi. Ah, kadang aku selalu bingung tentang ini. Tapi untunglah, akhir akhir ini aku merasa sedikit bisa menganggapna seperti dulu. Kenapa? Karena aku baru sadar, kalau ada seseorang yang lebih menarik. Aku sudah menganalnya semenjak aku pertama kali mengenakan seragam putih-biru. Dulu dia terlalu menarik perhatianku, tapi sekarang? Dia mungkin bermetamorfosis menjadi sangat-tampan-menarik-sekali.
        Yah, tapi aku tau. Baik dia maupun dia, mereka berdua memiliki kekasih, dan tidak mungkin aku bisa disamakan dengan pasangan mereka. Aku yakin sekali, makanya aku tidak mau terlalu ‘terobsesi’. Mereka berdua tidak akan melihatku dari mata hatinya.
        “Walaupun aku sudah sangat lama menunggu, tapi orang yang kutunggu malah melihat orang yang sama sekali tidak pernah menunggu orang yang kutunggu”

No comments:

Post a Comment